Pembelajaran Yang bermakna Bagi Siswa
“Mini
Program Beda Itu Indah”
PGP-1-Kota
Pontianak-Munawar -1.2-Aksi Nyata
(CGP Kota Pontianak, Kalimantan Barat)
Latar belakang
Permasalahan
Pendidikan merupakan suatu usaha
untuk meningkatkan kualitas manusia, dari tidak tau menjadi tau. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
perlu ditanamkan pengetahuan dan pemahaman yang bermakna untuk membantu siswa
lebih mudah menguasai pengetahuan yang lebih kompleks di jenjang pendidikan
berikutnya. Dalam kehidupan sosial peserta didik perlu
memahami makna dan konsep perbedaan dan keberagaman yang ada di Indonesia.
Dengan memahami keberagaman ini diharapkan dapat memper erat persatuan dan
kesatuan bangsa. Dalam menanamkan konsep perbadaan suku, bangsa dan agama yang
ada di Indonesia ini perlu adanya sebuah media belajar yang efektif. Media pembelajaran
merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran. Hal ini didukung dengan pernyataan Nurdin (2016:120) yang
mengungkapkan “Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, media pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting bagi keberhasilan proses belajar dan
pembelajaran”.
Media pembelajaran yang digunakan
dalam menanamkan konsep perstuan dan kesatuan ini adalah komik. Komik merupakan buku
penuh gambar sehingga selain untuk meningkatkan perhatian anak diharapkan media
komik berbasis kearifan lokal akan membuat siswa lebih tertarik dalam belajar,
karena komik yang digunakan mengandung tema lingkungannya sendiri yang dapat
meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk lebih mencintai budayanya. Seperti yang diungkapkan
Daryanto dalam artikel Saputro (2015) mengenai kelebihan komik sebagai media
pembelajaran, yakni komik mengandung unsur visual dan cerita yang kuat.
Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional
sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Dengan
demikian, disamping meningkatkan
minat belajar siswa, media komik sangat efektif dalam mentransfer nilai nilai kearifan lokal
masyarakat sekitar melalui isinya.
Gambar 1.1 : Kerangka konsep Mini Program Berbeda itu Indah
Permasalahan pembelajaran yang dihadapai dalam aksi nyata saat ini adalah penanaman karakter toleransi dalam perbedaan di kelas. Karena pembeljaran saat ini lebih kepada pembelajaran mandiri sehingga media komik pembelajaran dinilai tepat dalam menanamkan toleransi dalam menghargai perbedaan.
Gambar 1.2 :
Pertanyaan yang diberikan guru di WAG
(Sumber belajar
komik dapat diunduh pada link : https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/14336.pdf
)
Langkah-langkah pembelajaran ketika
melaksanakan pembelajaran dengan media komik ini adalah dengan media tnya jawab
melalui aplikasi WhatsApp. Untuk durasi saat pelaksanaan pembelajaran ini
adalah 3x35 menit (saat satu pertemuan). Adapun langkah-langkah pembelajaran
yang saya lakukan adalah :
1.
Apersepsi dan literasi
(15 Menit) di WhatsApp.
2.
Memberikan tugas
membaca komik dan melampirkan pertnyaan terkait dengan isi bacaan terkait
dengan tema perbedaan itu indah
3.
Setiap siswa
memberikan tanggapan memalui WhatsApp pribadi guru
4. Penilaian dan umpan balik
Gambar-gambar Jawaban Siswa dan tanggapan Guru saat Pembelajaran menggunakan komik: dapat dilihat pada link drive berikut ini : https://drive.google.com/file/d/18R29v3wgHP8ozc2UwTwNd7zZGk5Ii3k3/view?usp=sharing
Langkah-langkah pembelajaran di
atas adalah langkah umum yang penulis lakukan ketika memberikan pembelajaran komik
melalui aplikasi WhatsApp. Beberapa tantangan berupa kehabisan kuota, jaringan
yang tiak stabil terkadang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif.
Hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan komik ini adalah:
1.
Pemahaman peserta
didik terhadap perbedaan menjadi lebih baik.
2.
Meningkatkan motivasi
belajar peserta didik
3.
Melatih peserta didik
dalam memahami bacaan
Tantangan dalam melaksanakan perbaikan terkait
dengan penggunaan komik ini adlaah:
1. Membuat komik karya sendiri masih belum bisa
dilakukan
2. Kreatfitias guru dalam membuat komik perlu dilatih
3. Perlu
waktu untuk membentuk kreatifitas peserta didik dalam membuat komik dalam
proses pembelajaran ini
Rencana perbaikan aksi
yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi materi yang dapat dijadikan
komik untuk pembelajaran ke depan
- Mencari media / teknologi desain untuk membuat
komik IT
- Menugaskan peserta didik untuk membuat komik sesuai dengan keinginannya.
DAFTAR RUJUKAN
Dewantara,
K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika
Dewantara,
K.H. (1936). Dasar-dasar Pendidikan. Keluarga
Dewantara, K.H.
(1928). Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak. Wasita, Jilid No.1 Oktober
1928
Hendry Thomas Simarmata dkk, (2017) Menghargai
Perbedaan pendidikan Toleransi untuk Anak. Jakarta: PSIK-Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar