Nama CGP : PGP_Angkatan1_ Kota_Pontianak_ Munawar_Modul1.1.a.9
Pendidikan
tidak lepas dengan adanya bimbingan dan pengajaran yang dilakuka oleh guru
kepada peserta didik. Sesuai dengan Filosofil pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara yang dikenal dengan istilah Trilogi Pendidikan berbunyi “Ing Ngarso Sung Tullodho, Ing Madya Mangun
Karsa, dan Tut Wuri handayani” yang artinya “di depan memberikan teladan, di tengah memberikan motivasi, di belakang
memberikan dorongan atau membina”. Sejalan dengan Filosofi pendidikan
tersebut lahirlah tujuan Negara Indonesia yang tercetus dalam alenia ke Empat
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonsia yaitu “Mencerdaskan
Kehidupan Bangsa”.
Gambar 1: Ki Hajar Dewantara |
Tujuan Negara Indonsia pada alenia ke-Empat pembukaan UUD 1945 tersebut kemudian termuat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU No 20 tahun 2003. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan
pendidikan di Indonesia tersebut sebenarnya telah diungkapkan oleh Ki Hajahar
Dewantara (KHD) dalam beberapa pemikiran-pemikiran beliau ketika mendirikan
taman Siswa. Pemikiran-pemikiran beliau masih sesuai dengan pendidikan
Indonesia saat ini meskipun kita telah berada pada zaman revolusi Industri 4.0.
Beberapa pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yang bisa kita terapkan untuk
pendidikan kita saat ini adalah sebagai berikut:
1.
Sendi
Kodrat alam, Menurut KHD Sifat anak tidak lepas
dari permainan dan keinginan yang merdeka. Usia emas anak adalah dimasa
anak-anak belum mencapai akil balik yang menjadi dasar pembentukan karakternya
di hari dewasa. Pembelajaran yang dilakukan dengan permainan dan memberikan
kebebasan kepada peserta didik lebih mudah diterima dan dipahami peserta didik.
2.
Sistem
Among, Sistem among ialah Sistem pembelajaran yang
membina peseta didik tampa paksaan dan mengembangakan Cipta, Karsa serta Rasa
peserta didik.
3.
Pendidikan
Budi Pekerti, Karakter baik adalah tujuan pendidikan
yang sungguh mulia. Dengan terbnetuknya karakter peserta didik yang luhur
diharapakan dapat membentuk generasi emas yang siap untuk menjadi pemimpin di
masa mendatang.
4.
Tripusat
Pendidikan, lingkungan keluarga, Sekolah dan
masyarakat adalah lingkungan yang membentuk karakteristik peserta didik. Ketiga
lingkungan tersebut harus bersinergi untuk membentuk karakter peserta didik
yang baik agar tercipta budi pekerti yang luhur.
5.
“Ing
Ngarso Sung Tullodho, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri handayani” yang
artinya “di depan memberikan teladan, di
tengah memberikan motivasi, di belakang memberikan dorongan atau membina.
6.
Asas
Trikon, yaitu; Konvergen
(Tidak menutup diri dengan perkembangan dunia), Konsentrisn (Berpegang teguh pada Budaya Sendiri), kontinyu (Mengolah budaya secara
berkesinambunga).
Filosofi
dari Ki Hajar Dewantara (KHD) di atas dapat dijadikan sebagai dasar berfikir
untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional yang termuat dalam UU no. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Saat ini fokus pendidikan di Indonesia
adalah membentuk peserta didik yang cerdas dan berkarakter untuk mewujudkan
profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila yang akan diterapkan
tersebut terdiri atas enam nilai dasar karakter sebagai berikut:
1.
Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2.
Berkebhinekaan Global
3.
Gotong Royong
4.
Mandiri
5.
Bernalar Kritis
6.
Kreatif
Kesimpulan
dari pembelajaran modul 1.1. yang telah saya pelajari adalah untuk mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila kita perlu menerapkan Filosipi Ki Hajar Dewantara
(KHD) dalam proses pendidikan saat ini.
Hal-hal yang dapat saya lakukan di kelas dan sekolah untuk menerapkan pemikiran KHD adalah sebagai berikut:
1. Merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
2. Merancang permainan dan lagu-lagu sederhana yang dapat diterapkan di kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sebagai wujud dari asas Kodrat alam peserta didik yang senang bermain
3. Bekerjasama dengan Sekolah, Keluarga dan Masyarakat untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna guna mendukung proses penanaman karakter peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar