Kamis, 18 Februari 2021

Budaya Positif Sekolah Masa PJJ

PGP-1-Kota Pontianak-Munawar -1.4-Aksi Nyata

 (CGP Kota Pontianak, Kalimantan Barat)

1.      Latar belakang situasi yang dihadapi

Belum optimalnya pembelajaran di masa pandemi mendorong setiap guru untuk selalu berinovasi dan berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menemukan pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sesuai dengan pemikiran Kihajar Dewantara Bahwa Pendidikan adalah Tempat persemaian benih-benih kebudayaan. Dengan penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan karakter peserta didik diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk menemukan potensi dirinya.

Langkah awal dalam mengenal potensi peserta didik adalah dengan memberikan petanyaan-perrtanyaan kunci terkati dengan kompetensi yang merka miliki. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan menggunakan google form. Data tentang kemampuan peserta didik ini dapat membantu kita dalam menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan karakter peserta didik.

Selain kurang maksimlanya proses pembelajaran di masa pandemi, hal lain yang dirasakan kurang oprtimal adalah pembiasaan karater baik peserta didik. Hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan penanaman karakter adalah dengan memberikan penugasan terkait pembiasaan beribadah dan membantu orang tua di rumah dalam membersihkan lingkungan rumah, membantu orang tua masak di dapur atau merapikan tempat tidur. Pembiasan pembiasaan baik seperti ini harus dibiasakan agar tertanam karakter religus dan mandiri dalam diri peserta didik. Dengan adanya kolaborasi antarau guru, sekolah dan orang tua diahrapkan dapat membiasakan karakter baik peserta didik di rumah pada masa PJJ seperti sekarang ini. 

Deskripsi aksi nyata  

2.       Deskripsi Aksinyata dan Dokuemntasi kegiatan penanaman Budaya Positif Peserta didik dapat dilihat pada tautaun berikut ini : https://drive.google.com/file/d/16wV6F2RLoiofJPbGmAMNwLeVQb4VnbTi/view?usp=sharing 

4.      Program Kerja Sekolah dalam Mewujudkan Budaya Positif Sekolah

Program kerja sekolah yang telah terlaksana dalam menumbuhkan budaya positif sekolah dapat dilihat dalam profil pada tautan berikut ini : https://drive.google.com/file/d/1kXvRmqJYxzdE656i2R_dePOvJDTsECvz/view?usp=sharing

5.      Rencana perbaikan

a.       Melakukan refleksi dan evaluasi program yang telah disusun dalam menumbuhkan budaya positf sekolah

b.      Bekerjasama dengan komite dan dinas pendidikan untuk memberikan evaluasi dan tindak lanjut ke depannya

6.      Lampiran video dan foto terkait Pembiasaan Budaya Positif

Dokumentasi Tanya jawab dengan orang tua sebagai berikut:

a)     


https://youtu.be/pYthBQVOt1Q
  Diskusi dengan Siswa dan Orang tua terkait Visi Misi dan Pembiasaan Positif PJJ 1

b)      https://youtu.be/R3WxyCxmWDM  Diskusi dengan Siswa dan Orang tua terkait Visi Misi dan Pembiasaan Positif PJJ 2


c)      https://youtu.be/iTk8s7PplHQ Diskusi dengan Siswa dan Orang tua terkait Visi Misi dan Pembiasaan Positif PJJ 3

DAFTAR RUJUKAN

Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika

Dewantara, K.H. (1936). Dasar-dasar Pendidikan. Keluarga

Dewantara, K.H. (1928). Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak. Wasita, Jilid No.1 Oktober 1928

  

Visi dan Misi Sekolah yang Berpihak Pada Murid

 

PGP-1-Kota Pontianak-Munawar -1.3-Aksi Nyata

 (CGP Kota Pontianak, Kalimantan Barat)

 

Latar belakang situasi yang dihadapi

Selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya Informasi yang membawa kita ke dunia global, kita semua yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama pendidik dan tenaga kependidikan mendapat tantangan yang cukup berat untuk bisa sejajar  dengan sekolah lain  demi masa depan peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, maka Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Selatan senantiasa berusaha meningkatkan mutu baik dalam akademik maupun non akademik.

Pembelajaran Yang bermakna Bagi Siswa

                                                 Pembelajaran Yang bermakna Bagi Siswa

“Mini Program Beda Itu Indah”

PGP-1-Kota Pontianak-Munawar -1.2-Aksi Nyata

 (CGP Kota Pontianak, Kalimantan Barat) 

Latar belakang Permasalahan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kualitas manusia, dari tidak tau menjadi tau. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) perlu ditanamkan pengetahuan dan pemahaman yang bermakna untuk membantu siswa lebih mudah menguasai pengetahuan yang lebih kompleks di jenjang pendidikan berikutnya. Dalam kehidupan sosial peserta didik perlu memahami makna dan konsep perbedaan dan keberagaman yang ada di Indonesia. Dengan memahami keberagaman ini diharapkan dapat memper erat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam menanamkan konsep perbadaan suku, bangsa dan agama yang ada di Indonesia ini perlu adanya sebuah media belajar yang efektif. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Hal ini didukung dengan pernyataan Nurdin (2016:120) yang mengungkapkan “Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, media pembelajaran menempati posisi yang sangat penting bagi keberhasilan proses belajar dan pembelajaran”.

Media pembelajaran yang digunakan dalam menanamkan konsep perstuan dan kesatuan ini adalah komik. Komik merupakan buku penuh gambar sehingga selain untuk meningkatkan perhatian anak diharapkan media komik berbasis kearifan lokal akan membuat siswa lebih tertarik dalam belajar, karena komik yang digunakan mengandung tema lingkungannya sendiri yang dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk lebih mencintai budayanya. Seperti yang diungkapkan Daryanto dalam artikel Saputro (2015) mengenai kelebihan komik sebagai media pembelajaran, yakni komik mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Dengan demikian, disamping meningkatkan minat belajar siswa, media komik sangat efektif dalam mentransfer nilai nilai kearifan lokal masyarakat sekitar melalui isinya.

 

Gambar 1.1 : Kerangka konsep Mini Program Berbeda itu Indah

Permasalahan pembelajaran yang dihadapai dalam aksi nyata saat ini adalah penanaman karakter toleransi dalam perbedaan di kelas. Karena pembeljaran saat ini lebih kepada pembelajaran mandiri sehingga media komik pembelajaran dinilai tepat dalam menanamkan toleransi dalam menghargai perbedaan. 


Gambar 1.2 : Pertanyaan yang diberikan guru di WAG

(Sumber belajar komik dapat diunduh pada link : https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/14336.pdf

 Langkah-langkah pembelajaran ketika melaksanakan pembelajaran dengan media komik ini adalah dengan media tnya jawab melalui aplikasi WhatsApp. Untuk durasi saat pelaksanaan pembelajaran ini adalah 3x35 menit (saat satu pertemuan). Adapun langkah-langkah pembelajaran yang saya lakukan adalah :

1.      Apersepsi dan literasi (15 Menit) di WhatsApp.

2.      Memberikan tugas membaca komik dan melampirkan pertnyaan terkait dengan isi bacaan terkait dengan tema perbedaan itu indah

3.      Setiap siswa memberikan tanggapan memalui WhatsApp pribadi guru

4. Penilaian dan umpan balik 

Gambar-gambar Jawaban Siswa dan tanggapan Guru saat Pembelajaran menggunakan komik: dapat dilihat pada link drive berikut ini : https://drive.google.com/file/d/18R29v3wgHP8ozc2UwTwNd7zZGk5Ii3k3/view?usp=sharing 

Langkah-langkah pembelajaran di atas adalah langkah umum yang penulis lakukan ketika memberikan pembelajaran komik melalui aplikasi WhatsApp. Beberapa tantangan berupa kehabisan kuota, jaringan yang tiak stabil terkadang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif.

Hasil belajar peserta didik dengan menggunakan komik ini adalah:

1.      Pemahaman peserta didik terhadap perbedaan menjadi lebih baik.

2.      Meningkatkan motivasi belajar peserta didik

3.      Melatih peserta didik dalam memahami bacaan

 Tantangan dalam melaksanakan perbaikan terkait dengan penggunaan komik ini adlaah:

1.      Membuat komik karya sendiri masih belum bisa dilakukan

2.      Kreatfitias guru dalam membuat komik perlu dilatih

3.      Perlu waktu untuk membentuk kreatifitas peserta didik dalam membuat komik dalam proses pembelajaran ini

Rencana perbaikan aksi yang saya lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi materi yang dapat dijadikan komik untuk pembelajaran ke depan
  2. Mencari media / teknologi desain untuk membuat komik IT
  3. Menugaskan peserta didik untuk membuat komik sesuai dengan keinginannya.

DAFTAR RUJUKAN

Dewantara, K.H. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika

Dewantara, K.H. (1936). Dasar-dasar Pendidikan. Keluarga

Dewantara, K.H. (1928). Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak. Wasita, Jilid No.1 Oktober 1928

Hendry Thomas Simarmata dkk, (2017) Menghargai Perbedaan pendidikan Toleransi untuk Anak. Jakarta: PSIK-Indonesia

Pengertian Energi dan Macam-Macam Perubahan Energi di Sekitar Kita

Pengertian Energi Pengertian energi adalah kemampuan dalam melakukan usaha, yakni dengan cara membuat sesuatu berpindah dari tempat semula...